Apa itu Relay ? :Berikut pengertian dan fungsinya

 


Pengertian relay adalah saklar elektromagnetik yang dioperasikan oleh arus listrik yang relatif kecil yang dapat menghidupkan atau mematikan arus listrik yang jauh lebih besar.

Umumnya, relay dioperasikan secara mekanis sebagai sakelar menggunakan elektromagnet dan jenis relay ini disebut sebagai relay solid state.

Ada berbagai macam jenis relay dan diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria seperti berdasarkan tegangan operasi, berdasarkan teknologi operasi, dan sebagainya.

Inti dari relay adalah elektromagnet (gulungan kawat yang menjadi magnet sementara saat listrik mengalir melaluinya).

Gambar Dan Simbol Relay

Gambar-Dan-Simbol-Relay

Agar memudahkan Kamu memahami pengertian relay, Gambar diatas merupakan bentuk fisik relay dan simbol relay yang sering digunakan pada rangkaian elektronika.

Bagian Bagian Relay

Struktur-Sederhana-Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

  1. Electromagnet (Coil)
  2. Armature
  3. Spring
  4. Switch Kontak Point (saklar)

Berikut penjelasan mengenai detail bagian bagian relay.

Electromagnet (Coil)

Koil relay memainkan peran utama dalam kerja relay. Electromagnet adalah logam yang tidak memiliki sifat magnetik tetapi dapat diubah menjadi magnet dengan bantuan sinyal listrik.

Kita tahu bahwa ketika arus melewati sebuah konduktor, ia memperoleh sifat-sifat magnet.

Jadi, ketika sebuah logam dililitkan dengan kawat tembaga dan diberikan energi listrik oleh power supply yang cukup, logam itu dapat bertindak sebagai magnet dan dapat menarik logam-logam dalam jangkauannya.

Armature

Armature adalah lempengan logam sederhana yang diseimbangkan pada poros atau dudukan. Ini membantu dalam menyambungkan atau memutuskan koneksi dengan kontak yang terhubung dengannya.

Spring

Fungsi spring pada relay adalah dapat memudahkan proses pengembalian posisi switch kontak. Spring dapat mengembalikan posisi kontak yang tadinya tertutup menjadi terbuka, ini berlakuk sebaliknya.

Komponen penyusun relay selanjutnya tentu bentuknya paling mudah dikenali. Hal ini karena switch kontak point merupakan bagian terluar dari relay.

Sebagai kontak output komponen relay, saklar ini umumnya hanya akan terdiri dari dua kondisi. Keduanya yakni kontak NO (normally open) dan NC ( normally close). Kedua kondisi tersebut bekerja sesuai dengan kondisi masing masing.

Terminal Relay

Terminal-Relay

Secara umum, ada 4 terminal yang dimiliki oleh relay yaitu:

  1. Terminal koil
  2. Terminal common (COM)
  3. Terminal NO (Normally Open)
  4. Terminal NC (Normally Closed)

Berikut penjelasan mengenai detail macam-macam terminal yang terdapat pada relay yang di bahas dibawah ini.

Terminal Koil

Terminal koil adalah dua terminal input relay yang mengontrol mekanisme switchingnya.

Sumber listrik terhubung ke terminal ini untuk mengaktifkan & menonaktifkan relay. Sumber listriknya bisa AC atau DC tergantung pada jenis relay yang digunakan.

Terminal Common atau COM

COM mengacu pada terminal umum dari relay. COM relay adalah terminal output relay di mana salah satu ujung rangkaian beban terhubung.

Terminal ini terhubung secara internal dengan salah satu dari dua terminal lainnya tergantung pada kondisi relay.

Terminal NO

Terminal NO atau Normally Open juga merupakan terminal beban dari relay yang tetap terbuka ketika relay dalan kondisi tidak aktif.

Terminal NO menjadi tertutup dengan terminal COM ketika relay dalam kondisi aktif.

Terminal NC

Terminal NC atau Normally closed adalah terminal beban lain dari relay. Terminal ini biasanya terhubung dengan terminal COM dari relay ketika tidak ada input kontrol.

Saat relai diaktifkan, terminal NC terputus dari terminal COM & tetap dalam kondisi terbuka sampai relay dinonaktifkan.

Pengertian Pole dan Throw Pada Relay

Pengertian-Pole-dan-Throw-Pada-Relay

Pada dunia elektronika sudah tidak asing lagi denhan istilah pole dam throw. Istilah pole dan throw umumnya digunakan pada saklar dan ini juga berlaku pada relay.

Lalu apa yang dimaksud dengan pole dan throw pada relay? Berikut penjelasan dari pole dan throw secara singkat.

Pole

Pole pada relay adalah banyaknya kontak yang dimiliki sebuah relay.

Throw

Throw pada relay adalah banyaknya kondisi yang bisa dimiliki sebuah kontak relay.

Pada single throw relay hanya dapat mengontrol satu rangkaian yaitu OFF atau ON, sedangkan pada double throw relay dapat mengontrol dua rangkaian yaitu bergantian dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan membuka satu rangkaian dan menutup yang lain selama kondisir switching (ON & OFF).

Cara Kerja Relay

Cara-Kerja-Relay

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu eletromagnet atau coil, armature, switch contact point (saklar), dan juga spring.

Namun perlu diketahui jika contact point relay terdiri dari 2 bagian, yaitu Normally Close (NC). Ini merupakan kondisi awal ketika diaktifkan akan selalu berada di posisi Close.

Bagian yang kedua adalah Normally Open (NO), dimana merupakan kondisi yang permulaan. Sebelum diaktifkan, maka akan berada di posisi Open.

Prinsip kerja relay dapat dilihat dari gambar sebuah rangkaian besi (Iron Core), terdapat sebuah lilitan kumparan coil yang akan menjadi pengendali arus pada besi tersebut.

Jika nantinya kumparan coil dialirkan arus listrik, maka menimbulkan gaya elektromagnet yang bisa menarik armature untuk berpindah dari kondisi sebelumnya, NC ke NO. Hal ini akan membuat saklar mengalirkan listrik untuk ke posisi NO.

Dimana awalnya armature ini berada di NC untuk menjadi Open atau disebut tidak terhubung. Nanti jika armature tidak mendapat aliran listrik, maka akan kembali ke posisi awalnya NC.

Coil yang difungsikan untuk menarik contact poit berada di posisi Close akan membutuhkan aliran listrik yang jauh lebih kecil. Inilah fungsi relay sebagai saklar agar menjadi perantara arus listrik.

Jadi kesimpulannya relay bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Ketika elektromagnet diterapkan dengan beberapa arus, ini dapat menginduksi medan magnet di sekitarnya.

Jenis Relay

Ada berbagai jenis relay dan relay diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda sesuai dengan sifat dan karakteristik relay.

Masing-masing jenis relay ini digunakan untuk aplikasi tertentu dan Kita perlu memilih relay yang sesuai sebelum digunakan pada rangkaian apa pun.

Jenis – Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw

Jenis-Relay-Berdasarkan-Pole-Dan-Throw

Klasifikasi relay berdasarkan pole dan throw dapat dibagi menjadi berbagai jenis yaitu:

  1. Single pole single throw (SPST)
  2. Single pole Double throw (SPDT)
  3. Double pole single throw (DPST)
  4. Double pole double throw (DPDT)

Dibawah ini penjelasan lebih detai mengenai jenis – jenis relay berdasarkan pole dan thrownya.

  1. Relay SPST (Single pole single throw)

Relay SPST atau Relay Single Pole Single Throw adalah jenis relay yang hanya memiliki satu input dan satu output. Relay SPST hanya menghubungkan atau memutuskan hanya satu kontak ketika dioperasikan.

Relay SPST memiliki 4 terminal, 2 terminal sebagai saklar dan 2 lagi digunakan untuk coil. Jadi relai SPST hanya dapat mengontrol satu rangkaian listrik atau elektronik.

  1. Relay SPDT (Single pole Double throw)

Relay SPDT atau Relay Single Pole Double Throw adalah jenis relay yang memiliki satu input dan dua output. Relay SPDT memiliki 5 terminal dengan 3 terminal sebagai saklar dan 2 sebagai coil.

Relai SPDT tidak hanya menyediakan fungsi switching bahkan dapat merutekan sinyal. Relai SPDT dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik dan beroperasi dalam dua posisi kontak.

  1. Relay DPST (Double pole single throw)

Relay DPST atau Relay Double Pole Single Through adalah jenis relay yang memiliki dua input dan dua output. Setiap input memiliki satu output yang sesuai.

Relay DPST memiliki 6 terminal dengan 4 terminal sebagai saklar yang menjadi 2 pasang terminal dan 2 lainnya dipergunakan untuk coil.

Relai DPST dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik yang berbeda tanpa koneksi di antara keduanya.

Misalnya input 1 hanya disambungkan atau diputus ke output 1, dan input 2 hanya disambungkan atau diputus ke output 2. Input 1 tidak akan pernah disambungkan ke output 2 dan input 2 tidak akan pernah disambungkan ke output 1.

  1. Relay DPDT (Double pole double throw)

Relay DPDT atau Double Pole Double Throw Relay adalah jenis relay yang memiliki dua input dan empat output.

Masing-masing input memiliki dua output yang sesuai. Termasuk terminal koil, ia memiliki total delapan terminal.

Kedua input terisolasi satu sama lain dan kedua output juga terisolasi satu sama lain. Input 1 memiliki output yang sesuai dari 1.1 dan output 1.2 (di antara ini satu NC dan satu NO). Sama seperti input 2 memiliki output 2.1 dan 2.2 yang sesuai (di antara yang satu ini NC dan satu NO).

Jenis – Jenis Relay Berdasarkan Prinsip Operasi

Jenis-Jenis-Relay

Klasifikasi relay berdasarkan prinsip operasinya dapat dibagi menjadi berbagai jenis yaitu:

  1. Electromagnetic Relay
  2. Latching Relay
  3. Electronic Relay
  4. Non-Latching Relay
  5. Reed Relay
  6. High-Voltage Relay
  7. Small Signal Relay
  8. Time Delay Relay
  9. Multi-Dimensional Relay
  10. Thermal Relay
  11. Differential Relay
  12. Distance Relay
  13. Automotive Relay
  14. Frequency Relay
  15. Polarized Relay
  16. Rotary Relay
  17. Sequence Relay
  18. Moving Coil Relay
  19. Buchholz Relays
  20. Safety Relay
  21. Supervision relay
  22. Ground Fault Relay

Penjelasan dari macam macam relay diatas akan dibahas pada artikel terpisah, agar materi tentang relay ini tidak terlalu Panjang dan akan lebih fokus jika membahasnya secara terpisah.

Fungsi Relay

Fungsi relay adalah untuk mengontrol arus listrik kecil menjadi arus yang lebih besar dengan menggunakan prinsip elektromagnetik.

Terdapat banyak fungsi relay yang sering Kita jumpai pada kehidupan sehari – hari. Seringkali relay digunakan untuk kebutuhan industri, pabrik, kebutuhan rumah hingga otomotif.

Dibawah ini adalah berbagai macam fungsi relay pada kehidupan sehari – hari.

Konversi arus listrik

Fungsi relay pada rangkaian listrik adalah sebagai sakelar listrik yang menggunakan elektromagnetisme untuk mengubah listrik kecil menjadi arus yang lebih besar. Konversi ini terjadi ketika input listrik mengaktifkan elektromagnet untuk menyambungkan atau memutus rangkaian yang ada.

Mengirimkan sinyal

Fungsi relay pada mesin las adalah untuk mengirimkan sinyal ke mesin untuk memulai atau menghentikan proses pengelasan berdasarkan sejumlah faktor. Dalam pengelasan titik, relai ini memungkinkan mesin memiliki waktu pengelasan yang dapat disesuaikan, yang penting untuk pengelasan titik yang tepat.

Pengontrol arus listrik kendaraan

Mobil dan kendaraan bermotor lainnya menggunakan relay pada system kelistrikannya. Pada kendaraan relay berfungsi sebagai pengontrol arus yang besar menggunakan arus yang cukup kecil.

Misalnya, fungsi relay pada mobil yakni ketika mobil di nyalakan menggunakan kontak starter. Agar kontak starter dapat berputar, maka diperlukan arus listrik yang cukup besar.

Pengontrol panel listrik

Kamu dapat menemukan relay pada panel listrik. Disini relay dapat berfungsi sebagai controller untuk kontaktor, yang dimana untuk mengatifkan kontaktor dibutuhkan arus listrik yang cukup besar.

Perantara Kontakor dan PLC

PLC dapat mengontrol relay untuk mengubah tegangan  dan memberi energi saat starter motor listrik. Karena adanya Batasan kapasitas pada PLC yang membuatnya tidak bisa mengontrol kontaktor secara langsung, dibutuhkan relay sebagai perantara.

Mencegah kerusakan klakson

Sumber tenaga yang digunakan pada motor dan mobil bisa menggunakan aki. Untuk itu, digunakan relay pada klason dalam mengalirkan arus listrik. Jadi, penggunaan pada klakson ini akan berfungsi untuk mengurangi rusaknya switch pada kendaraan. Misalnya dengan menggunakan klakson horn, maka akan membutuhkan tenaga yang besar dari aftermarket serta menghasilkan suara nyaring.

Tips Memilih Relay

Setelah mengetahui pengertian relay dan cara kerjanya, Kami akan memberikan sedikit tips saat memilih relay. Berikut adalah tips dan cara memilih relay yang bisa Kamu coba.

Memahami kondisi yang diperlukan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami kondisi yang Kamu perlukan. Misalnya tegangan power supply dari rangkaian kontrol, arus maksimum yang dapat disediakan, tegangan dan arus dalam rangkaian yang dikendalikan dan berapa banyak set dan jenis kontak yang diperlukan untuk rangkaian terkontrol.

Saat memilih relai, tegangan power supply dari rangkaian kontrol dapat digunakan sebagai dasar pemilihan. Rangkaian kontrol harus dapat memberikan arus kerja yang cukup ke relay, jika tidak relay akan tidak stabil.

Mengetahui spesifikasi relay

Setelah berkonsultasi dan mendapatkan informasi yang relevan untuk menentukan kondisi penggunaan, Kamu dapat mencari informasi yang relevan untuk mengetahui model dan nomor spesifikasi relay yang diperlukan. Jika Kamu memiliki relay, Kamu dapat mengecek apakah relay dapat digunakan berdasarkan data yang Kamu miliki. Terakhir, pertimbangkan apakah ukurannya sesuai.

Perhatikan ukuran relay

Jika relai digunakan untuk peralatan listrik secara umum, selain volume kabinet, relai kecil terutama mempertimbangkan tata letak pemasangan padaPCB. Untuk peralatan listrik kecil, seperti mainan dan perangkat remote control, kita dapat menggunakan relay berukuran kecil.

Komentar